MATERI PENDIDIKAN DALAM HADITS
1. AHMAD ROSIDI
2. AHMAD ZAINI HAFID
3. ZAINAL ABIDIN
Kurikulum pendidikan islam pada periode Rosulullah SAW. baik di Mekkah maupun di Madinah bersumberkan pada Al-Qur’an yang diwahyukan sesuai dengan kondisi sosial kemasyarakatan saat itu. Prakteknya tidak saja logi dan rasional tapi juga secara fitrah dan pragmatis. Proses yang demikian secara langsung dapat membentuk sikap ruhani dan mental para sahabat bermotif nilai-nilai ajaran islam berbasiskan ideologi tauhid. Pembentukannya berotaasi secara alamiah, lebih komitmen dan pemanen. Di antara materi pendidikan pada era Rosulullah dapat diringkas sebagai berikut :
1. Pendidikan keimanan
Pendidikan keimanan adalah sinergi berbagai unsur aktifitas pedagogis, pengaitan anak-anak dengan dasar-dasar keimanan, pengakrabannya dengan rukun-rukun islam, dan pembelajarannya tentang prinsip-prinsip syariat islam. Pendidikan karakter dan insting anak yang tumbuh kembang, pengarahan tingkah laku mereka yang sesuai dengan fondasi nilai, prinsip-prinsip dan norma-norma etik yang bersumber dari keimanan yang benar kepada Allah, malaikat-malaikat, kitab-kitab, para rasul hari ahir, dan qadha’Nya yang baik maupun yang buruk. Hadits Nabi:
Pada suatu hari ketika nabi saw sedang duduk bersama sahabat, tiba-tiba datang seorang laki-laki dan bertanya,”Apaah iman itu?”jawan nabi,”iman percaya kepada Allah, para Malaikat-Nya, dan pertemuan dengan-Nya, para Rasul-Nya, dan percaya pada hari berbangkit dari kubur.”(H.R Bukhori).
2. Materi Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani bentuk aktifitas yang dilakukan oleh seseorang dengan gerakan tubuh yang teratur dengan tujuan meningkatkan berbagai kemampuan tubuh yang bermacam-macam dan menambah kecekatan gerakannya. Hal itu dilakukan untuk menjaga tubuh agar kuat,aktif, dan energik. Pendidikan jasmani bekerja untuk mengarahkanbenergi-energi yang terbentuk sejalan dengan tuntutan-tuntutan diri manusia secara sinergis. Materi pendidikan dan kesehatan jasmani dapat dilihat dari hadits dibawah ini :
“bahwasanya dia pernah bersama Nabi SAW.dalam perjalanan. Aku perpacu lari dengan beliau dan aku berhasil memenangkannya. Kemudian ketika aku sudah gemuk aku mengajak beliau berpacu, dan beliau menyelipku, sambil berseru, “ini untuk perlombaan itu” (H.R Abu Dawud).
3. Materi Pendidikan Seksual
Pendidikan seks adalah pendidikan yang membantu seseorang untuk berbagi informasi ilmiah, pengetahuan yang benar, orientasi yang baik dalam menghadapi persoalan-persoalan seks dengan kadar yang sesuai dengan tingkat perkembangan tubuh , psikologi, akal, emosi, dan sosial anak, serta dalam bingkai pendidika agama pranata sosial, dan nilai-nilai moral yng berlaku dimasyarakat. Pendidikan seks adalah pendidikan yang membuat seseorang mampu menyesuaikan diri dengan baik dalam situasi-situasi seksual dan menghdapi persoalan-persoalan seksual pada masa sekarang dan masa depan dengan cara yang tepat shingga dapat membawa pada kesehatan jiwa. Hadits nabi :
“Rasulullah SAW. keluar rumah, dan beliau menemuiku dan saya dalamkeadaan junub. Lalu aku pergi darinya untuk mandi, lalu aku datang”beliau bersabda,”apa yang terjadi denganmu?”aku katakan,”aku sedang junub”Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya muslim itu bukan najis”(H.R Ibn Majat)
4. Materi Pendidikan Emosi Dan Nalar
Pendidikan emosi adalah mencakup perasaan, emosi, kecenderungan, dan lain sebagainya. pendidikan emosi berawal sejak ia menginjak tahap berpikir untuk bertindak mandiri, dan berturus terang, berani, senang melakukan kebaikan kepada orang lain, menekan amarah dan menghiasi diri dengan semua keunggulan mental dan moral. Tujuan dari pendidikan emosi adalah membentuk kepribadian, integritas, dan asesorisnya sehingga ketika mencapai usia baligh nanti anak dapat melakukan semua kewajiban yang diembankan padanya dengan bentuk yang sempurna dan makna yang dalam. Pendidik emosi dapat di lakukan sebagai berikut:
“Bahwa Aqra’ bin Habis pernah melihat nabi SAW sedang mencium Hasan. Dan (Aqra’ bin Habis)lalu berkata “Sesungguhnya aku mempunyai sepuluh orang anak namun aku tidak pernah mencium satupun dari mereka. Kemudian Rasulullah SAW bersabda ‘sesungguhnya barang siapa yang tidak menyayangi mak dia tidak akan disayangi (H.R Muslim).
5. Materi Pendidikan Estetika
Pendidikan estetika merupakan pendidikan yang diorientasikan untuk mewujudkan kepekaan indra terhadap keindahan dengan berbagai ragamnya, baik dalam hal bentuk, suara, atau keidealan yang sempurna dan serasi, melatih meningkatkan perasaan hingga seorang manusia, dan keindahan manusia itu sendiri, baik dalam penciptaan karakternya, perkataan, dan perbuatannya. Adapun di antara materi estetika yang diajarkan rasulullah SAW, sebagai berikut:
“Menceritakan kepada kami Hisyam ibn Sa’d dari Qais ibn Basyar Al-Taghlibi, ia berkata” memberitakan kepadaku ayahku, pada saat ia duduk bersama abu Darda: ia berkata :Adalah...aku mendengar Rasulullah SAW bersabda “sesungguhnya kalian datang menemui saudara-saudara kalian, maka baguskanlah kendaraan kalian dan bagusanlah pakaian kalian, agar kalian seperti tahi lalat pada manusia. Sebab Allah SWT tidak menyukai keburukan dan kekejian. “(H.R Abu Dawud).
6. Materi Pendidikan Sosial
Pendidikan sosial adalah proses yang menjadi sarana seseorang utuk mempelajari cara-cara masyarakat manapun atau kelompok sosial sehingga dia dapat hidup dalam masyarakat atau ditengah-tengah kelompok tersebut. Atau dengan kata lain, pendidikan sosial adalah proses pembentukan perilaku sosial dalam ruang individu dan memasukkan kebudayaan masyarakat dalam bangunan personalitas, dan konversi individu dari entitas yang berperilaku hewani menjadi kepribadian manusiawi dalam lautan individumanusia lainnya yang saling respon satu sama lain dan berineraksi atas dasar nilai-nilai yang sama yang mengkristal dalam cara-cara mereka dalam kehidupan.
“rasulullah SAW bersabda “siapa yang beriman kepada Allah dan hari ahir, maka janganlah menyakiti tetangganya, dan siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah memuliakan tamunya, dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia berkata yang baik atau lebih baik diam’(H.R Bukhari)
7. Materi Pendidikan Ekonomi
Perdagangan merupakan sumber utama pencaharian masyarakat Arab, terutama penduduk Mekkah. Hasil pertanian biasanya dibawa ke pasar-pasar, dijual untuk mendapatkan keuntungan. Diantara tempat perdagangan penduduk kota Mekkah, seperti pasar Ukaz dan pasar negeri Sya. Banyak hadist-hadits Rasulullah SAW yang menyinggung tentang pendidikan ekonomi, sebagai berikut:
“menceritakan kepada kami Yahya ibnu Yahya, ia berkata:Aku membacakan atas Malik, dari Nafi, dari ibnu Umar bahwa Rasulullahh SAW bersabda” janganlah kamu membeli barang atas penawaran yang yang lain”(H.R Muslim).
8. Materi Pendidikan Kedokteran
Rasulullah SAW memeperhatikan pentingnya materi pengobatan diberikan kepada umat. Karena setiap zaman pasti ada penyakit dan tidak bisa dihindarkan dari kehidupan manusia, demikian juga pada masa rasulullah SAW. Untuk itu, Rasulullah SAW memberikan materi-materi pengobatan yang dapat dilihat dari hadits-hadits beliau, diantaranya :
Dari Jabir, Rasulullah SAW bahwasanya bersabda”Setiap penyakit ada obatnya”(H.R Muslim)
9. Materi pengajaran Al-Qura’an
Materi Al-Qur’an sesungguhnya menempati kedudukan yang paling utama, karena Al-Qur’an merupakan dasar utama dalam pendidikan islam. Rasulullah SAW memberikan perhatian yang penuh tentang pentingnya al-Qu’an. Hal ini dapat dilihat dari Hadits Rasulullah SAW:
Menceritakan kepada kami Amr ibn ‘Ashim, menceritakan kepada kami Hammam, dai Qatadad ia berkata, anas ditanya tentang bagaimana bacaan Nabi SAW?anas menjawab “Rasulullah SAW. membaca dengan mad(tanda panjang), kemudian dia membaca bismillahirrahmanirrahim, dengan memnjangkan bismillah, dan memanjangkan al-rahman, dan memanjangkan al-rahim”(H.R Bukhari).
Disamping materi diatas, pada masa Rasulullah ada materi lainnya, diantaranya (1)tulis baca. Misalnya Rasulullah SAW memerintahkan tawanan perang badar utuk mengajarakan 10 orang anak islam untk setiap-setiap orang tawanan (2)materi pendidikan bahasa misalnya Rasulullah SAW Zain bin sabit mempelajari bahasa Suryani(Yahudi) (3) Materi tentang silsilah. Misalnya Rasulullah SAW menganjur umat untuk ilmu silsilah (nasab) untuk kekerabatan dan akhlak terhadap keluarga. Rasulullah SAWmenjelaskan bahwa Abu bakar As-Shiddiq adalah orang yang paling menguasai ilmu Silsilah (4) materi pendidikan Hadits, misalnya terlihat sahabat antusias menghafal bahkan menuliskan meskipun pada awalnya dilarang _hadits Rasulullah SAW. dan meneladani perkataan , perbuatan, dan ikrar beliau (5) materi peperangan. Misalnya sahabat sering bercerita sesamanya bagaimana akhlak, Strategi dan tekhnik dalam perang yang mereka ikuti (6) materi pendidikan peradilan (7) materi pendidikan ibadah (8) dan materi pendidikan politik, pemerintahan.
Mahmud yunus mengemukakan materi yang diberikan pada kota makkah dan Madinah. Di Makkah materi pendidikan lebih ditekannkan pada pendidikan keimanan, ibadah dan akhlak, sementara Madinah (1) Pendidikan keimanan (2) pendidikan ibadah (3) pendidikan Akhlak (4) pendidikan kesehatan (jasmani) dan (5) pendidikan kemasyarakatan.Menurut Abddin nata materi pendidikan dalam perpektif hadits, meliputi, pendidikan keimanan, pendidikan moral/ akhlak, pendidikan fisik, pendidikan intelektual, pendidikan psikis, dan pendidikan seksual. Sementara sifat kurikulum (materi) yang diberikan Rasululah sebagai berikut (1)Materi yang sfatnya seperti ini dapat melahirkan kemuliaan, ketenangan, memperioritaskan kemaslahatan dan keselamatan, tidak dipengaruhi leh faktor kejiwaan dari dalam/peristiwa (2) mudah dan toleran (3) terang dan jelas (4) menjelma dalam sosok manusia (5) utuh dan saling berkaitan (6) Luas dan menyebar(7) seimbang dan komprehensif.
Berdasarkan penelahan terhadaphadits dan sejarah hidup Rasulullah SAW pada dasrnya materi pendidikan yang dberikan beliau cukup luas.materi tersebut mencakup pendidikan yang sifatnya seimbang antara dunia dan akhirat, anatara jasmani dan rohani, semua aspek tersebut mendapat perhatian untuk dikembangkan. Sesungguhnya masih banyak materi lain yang belum terangkum dalam pembahasan ini. Misalnya ilmu sejarah, dasar-dasar perbintangan dan lain-lain.