Jumat, 23 April 2010

METODE MENGAJAR DALAM PENDIDIKAN

                                                                     BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan berencana dengan tujuan mengubah perilaku yang dapat bertahan relatif menetap. Perilaku yang dimaksud dapat merupakan perwujudan dari pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang diperoleh melalui pengalaman belajar. Dengan demikian, keberhasilan belajar terlihat pada perubahan yang berarti pada diri orang yang belajar (pemelajar). Secara lebih luas melalui belajar, seseorang diharapkan dapat memperoleh kemampuan untuk mengetahui, melakukan atau berbuat, membentuk jati diri, dan hidup bersama dengan orang atau kelompok lain secara harmonis.
Oleh karena kegiatan belajar diperlukan sepanjang hayat maka setiap orang perlu memiliki kemampuan untuk belajar mandiri, dalam arti mengetahui dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga tidak bergantung lagi kepada orang lain.
Pembelajar, dalam hal ini guru, memegang peranan penting dalam merencanakan dan mengelola sarana, prasarana, keadaan, dan lingkungan belajar sehingga terjadi interaksi aktif antara pemelajar dan pembelajar, antar sesama pemelajar, dan antara pemelajar dengan sumber belajar. Interaksi yang demikian diperlukan untuk memberikan pengalaman belajar kepada pemelajar sehingga ia dapat mengingat, mengerti, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan pengetahuan faktual, konseptual,posedural, dan metakognitif sesuai dengan jenjang dan tujuan pembelajaran.
Terdapat setidak-tidaknya tiga unsur utama yang saling terkait dalam menentukan keberhasilan pembelajaran yaitu, kondisi atau lingkungan belajar, metode pembelajaran, dan tujuan pembelajaran. Untuk mencapai keberhasilan pembelajaran secara optimal, guru perlu memperhatikan kondisi lingkungan pembelajaran, termasuk karaktistik peserta didik. Kondisi lingkungan yang berbeda memerlukan metode pembelajaran yang berbeda apabila tujuan pembelajaran adalah sama.
Oleh karena Sistem Pendidikan Nasional Indonesia menghendaki standar kompetensi lulusan yang sama untuk jenjang pendidikan tertentu, maka ditetapkan pula standar untuk isi (kurikulum), proses, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan dan pembiayaan. Oleh karena kondisi yang berbeda-beda di masing-masing daerah atau bahkan mungkin di masing-masing sekolah, memberlakukan semua standar itu secara serentak memerlukan waktu yang lama. Akibatnya, penerapan kurikulum nasional secara serentak pada waktu bersamaan di semua sekolah tidaklah mudah.
Dengan demikian, pemberlakuan standar lulusan secara nasional, seperti yang diberlakukan dalam beberapa tahun ini, menghasilkan berbagai kekecewaan peserta didik, orang tua, dan sekolah tertentu serta menjadi polemik yang berkepanjangan dan menuai berbagai kritik.
Di kala dihadapkan pada berbagai keterbatasan sumber daya dalam pendidikan, termasuk keterbatasan sarana, prasarana, serta tenaga pendidikan, banyak orang berpikir untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran dengan mengembangkan pendekatan, karena dengan pendekatan itulah para guru bisa mengajak peserta didiknya untuk lebih aktif dan rajin dalam belajar, dan supaya mereka bisa menangkap pelajaran yang disampaikan gurunya dengan baik.
Dan mengacu pada asumsi bahwa pembelajaran merupakan sistem yang terdiri atas beberapa unsur, yaitu masukan, proses dan keluaran/hasil; maka terdapat tiga jenis evaluasi sesuai dengan sasaran evaluasi pembelajaran, yaitu evaluasi masukan, proses dan keluaran/hasil pembelajaran.
Evaluasi masukan pembelajaran menekankan pada evaluasi karakteristik peserta didik, kelengkapan dan keadaan sarana dan prasarana pembelajaran, karakteristik dan kesiapan dosen, kurikulum dan materi pembelajaran, strategi pembelajaran yang sesuai dengan mata kuliah, serta keadaan lingkungan dimana pembelajaran berlangsung.
Evaluasi proses pembelajaran menekankan pada evalusi pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh pembelajar meliputi keefektifan strategi pembelajaran yang dilaksanakan, keefektifan media pembelajaran, cara mengajar yang dilaksanakan, dan minat, sikap serta cara belajar mahasiswa.
Evaluasi hasil pembelajaran atau evaluasi hasil belajar antara lain mengguakan tes untuk melakukan pengukuran hasil belajar sebagai prestasi belajar, dalam hal ini adalah penguasaan kompetensi oleh setiap mahasiswa.
Terkait dengan ketiga jenis evaluasi pembelajaran tersebut, dalam praktek pembelajaran secara umum pelaksanaan evaluasi pembelajaran menekankan pada evaluasi proses pembelajaran atau evaluasi manajerial, dan evaluasi hasil belajar atau evaluasi substansial.
B.     Rumusan Masalah
Untuk memberikan ararahan dalam pembahsan makalah ini, maka permasalahan yang akan dibahas dirumuskan sebagai berikut.
  1. Metode apa saja yang cocok untuk diterapkan dalam mendidik peserta didik
  2. Bagimana cara atau metode mengevaluasi yang baik dan yang benar.
C.     Tujuan Penulisan
Penulis makalah di sini bertujuan untuk:
  1. Megetahui metode apa saja yang cocok untuk diterapkan dalam mendidik peserta didik
  2. Mengetahui bagai mana cara mengevaluasi yang baik dan yang benar.










BAB II
PEMBAHASAN

A.     Metode Mengajar Dalam Pendidikan   
Muara dari inovasi pendidikan adalah bagaimana guru mengajar dan bagaimana murid belajar. Perubahan maksimal dari komponen lain yang tidak di ikuti inovasi maksimal dari Proses Belajar Mengajar diperkirakan akan kurang dapat meningkatkan mutu pendidikan secara berarti. Guru-guru kadang cenderung hanya menggunakan satu metode mengajar saja yaitu ceramah. Ceramah ini dilaksanakan secara klasikal sehingga kurang memperhatikan keberagaman keadaan siswa. Penulis akan memaparkan beberapa metode belajar yang dapat digunakan.
  1. Metode Ceramah Plus[1]
Kalau kita menggunakan metode ceramah saja maka akan membuat siswa pasif dan mengandung unsur paksaan kepada siswa. Metode ceramah plus adalah metode yang menggunakan lebih dari satu metode yakni metode ceramah gabung dengan metode lainnya. Ada tiga macam metode cermah plus:
a.       Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas
b.      Metode ceramah plus diskusi
c.       Metode ceramah plus demonstrasi
Kombinasi metode ini akan membuat sistem pengajaran yang variatif.
  1. Metode Diskusi (Problem Solving)[2]
Metode diskusi ini merupakan metode pengajian bahan pelajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengadakan perbincangan yang ilmiah guna mengumpulkan pendapat, kesimpulan atau menyusun alternatif pemecahan atas suatu masalah. Kelebihan dari metode diskusi ini adalah:
a.       Mendorong siswa berpikir kritis
b.      Mendorong siswa mengepresikan pendapatnya secara bebas
c.       Mendorong siswa mengembangkan pikirannya
d.      Mendorong kreativitas siswa dalam pemecahan masalah
Metode ini membuat siswa merasa senang apabila disajikan dengan tema yang menarik, dan anak di kelompokkan menurut pilihan mereka sendiri dan penilaian dilakukan oleh kelompok satu pada yang lainnya agar lebih demokratis, disini guru hanya sebagai fasilitator.
  1. Metode Demontrasi[3]
Melalui metode demonstrasi guru memperlihatkan suatu proses, peristiwa atau cara kerja suatu alat kepada peserta didik. Dalam penggunaan metode ini guru bisa menjadi demonstrator dan bisa juga orang lain yang ahli dalam bidang pelajaran itu. Metode ini menggugah rasa ingin tahu siswa dan ransangan visual siswa. Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti ini: (contoh: Pembuatan Biodiesel)
a.       Bagaimana cara membuatnya ?
b.      Terdiri dari bahan apa ?
c.       Bagaimana proses mengerjakannya ?
Metode ini lebih menarik lagi bila dilakukan di luar kelas misalnya di tempat pembuatannya secara langsung.
  1. Metode Inquiri[4]
Inquiri berasal dari bahasa Inggris inquiry yang secara harfiah berarti penyelidikan Carin dan Sund (1975) mengemukakan bahwa inquiri adalah the process of investigating a problem. Adapun Plaget mengemukakan bahwa metode inquri merupakan metode yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan experiment sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu mengajukan pertanyaan, serta mencari jawabannya sendiri, juga membandingkan dengan temuan peserta didik yang lain. Metode inquiri merupakan metode penyelidik yang melibatkan proses mental dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a.       Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang fenomena alam
b.      Merumuskan masalah yang ditemukan
c.       Merumuskan Hipotesis
d.      Mengumpulkan data dan menganalisis
e.       Menarik kesimpulan yang objektif, jujur dan tanggung jawab
  1. Metode Tanya Jawab[5]
Metode tanya jawab merupakan cara menyajikan bahan ajar dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan jawaban untuk mencapai tujuan. Pertanyaan-pertanyaan bisa muncul dari guru maupun peserta didik, demikian juga jawabannya. Kelebihan dari metode ini adalah:
a.       Guru dapat memahami bahan pelajaran yang belum dipahami oleh siswa
b.      Melatih siswa agar berani mengungkapkan pendapat
c.       Siswa dapat bertanya langsung tentang bahan ajar yang sulit
d.      Kelas akan hidup karena murid aktif berpikir
  1. Metode Karya Wisata[6]
Dengan karya wisata, anak didik dibawah bimbingan guru mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan maksud untuk belajar. Kelebihan dari metode ini adalah:
a.       Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran
b.      Membuat bahan yang dipelajari di-sekolah menjadi relevan
c.       Pengajaran yang dapat lebih merangsang kreativitas anak
  1. Metode Resitasi
Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan membuat Resume dengan kalimatnya sendiri. Kelebihan metode ini adalah:
a.       Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama
b.      Metode ini lebih membuat siswa tertantang
c.       Siswa lebih berani mengambil inisiatif dan mandiri[7]

B.     Metode Evaluasi Dalam Pendidikan
Evaluasi ialah suatu proses pengumpulan data sebagai bahan pertimbangan mengambil keputusan dan untuk mengukur tingkat keberhasilan pencapaian tujuan (tes acuan patokan), membentuk kedudukan siswa dalam kelompok (tes acuan norma), dan memprediksi tingkat dukungan pencapaian (evaluasi media).[8]
Evaluasi Hasil Belajar antara lain mengunakan tes untuk melakukan pengukuran hasil belajar. Tes dapat didefinisikan sebagai seperangkat pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait, atribut pendidikan, psikologik atau hasil belajar yang setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar.
Pengukuran diartikan sebagai pemberian angka pada status atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau obyek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas.
Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan instrumen test maupun non-test. Penilian dimaksudkan untuk memberi nilai tentang kualitas hasil belajar.
Secara klasik tujuan evaluasi hasil belajar adalah untuk membedakan kegagalan dan keberhasilan seorang peserta didik. Namun dalam perkembangannya evaluasi dimaksudkan untuk memberikan umpan balik kepada peserta didik maupun kepada pembelajar sebagai pertimbangan untuk melakukan perbaikan serta jaminan terhadap pengguna lulusan sebagai tanggung jawab institusi yang telah meluluskan.
Tes, pengukuran dan penilaian berguna untuk : seleksi, penempatan, diagnosis dan remedial, umpan balik, memotivasi dan membimbing belajar, perbaikan kurikulum dan program pendidikan serta pengembangan ilmu.
Dan untuk melakukan eavaluasi dengan benar maka para guru harus memenuhi beberapa kriteria di bawah ini.[9]
  1. Sasaran Evaluasi
Sasaran evaluasi hasil belajar mahasiswa adalah penguasaan kompetensi. Dalam hal ini kompetensi diartikan sebagai berikut
a.       Seperangkat tindakan cerdas penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu (SK. Mendiknas No. 045/U/2002).
b.      Kemampuan yang dapat dilakukan oleh peserta didik yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan perilaku;
c.       Integrasi domain kognitif, afektif dan psikomotorik yang direfleksikan dalam perilaku.
Mengacu pengertian kompetensi tersebut, maka hasil belajar mahasiswa mencakup ranah kognitif, psikomotorik dan afektif yang harus dikuasai oleh setiap mahasiswa setelah pembelajaran berlangsung sesuai dengan rencana pembelajaran yang disusun oleh dosen.
  1. Tahapan Evaluasi
Tahapan pelaksanaan evaluasi hasil belajar adalah penentuan tujuan, menentukan desain evaluasi, pengembangan instrumen evaluasi, pengumpulan informasi/data, analisis dan interpretasi serta tindak lanjut..
a.       Menentukan tujuan
Tujuan evaluasi hasil belajar yaitu untuk mengetahui capaian penguasaan kompetensi oleh setiap mahasiswa sesuai rencana pembelajaran yang disusun oleh dosen mata kuliah. Kompetensi yang harus dikuasai oleh mahasiswa mencakup koginitif, psikomotorik dan afektif.
b.      Menentukan Rencana Evaluasi
Rencana evaluasi hasil belajar berwujud kisi-kisi, yaitu matriks yang menggambarkan keterkaitan antara behavioral objectives (kemampuan yang menjadi sasaran pembelajaran yang harus dikuasai siswa) dan course content (materi sajian yang dipelajari siswa untuk mencapai kompetensi) serta teknik evaluasi yang akan digunakan dalam menilai keberhasilan penguasaan kompetensi oleh siswa.
c.       Penyusunan Instrumen Evaluasi
Instrumen evaluasi hasil belajar untuk memperoleh informasi deskriptif dan/atau informasi judgemantal dapat berwujud tes. Tes dapat berbentuk obyektif atau uraian;. Tes obyektif dapat berbentuk jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan dan pilihan ganda dengan berbagai variasi : biasa, hubungan antar hal, kompleks, analisis kasus, grafik dan gambar tabel. Untuk tes uraian yang juga disebut dengan tes subyektif dapat berbentuk tes uraian bebas, bebas terbatas, dan terstruktur. Selanjutnya untuk penyusunan instrumen tes, guru harus mengacu pada pedoman penyusunan masing-masing jenis dan bentuk tes agar instrumen yang disusun memenuhi syarat instrumen. yang baik.
d.      Pengumpulan data atau informasi
Pengumpulan data atau informasi dalam bentuknya adalah pelaksanaan testing/penggunaan instrumen evaluasi harus dilaksanakan secara obyektif dan terbuka agar diperoleh informasi yang sahih dan dapat dipercaya sehingga bermanfaat bagi peningkatan mutu pembelajaran. Pengumpulan data atau informasi dilaksanakan pada setiap akhir pelak-sanaan pembelajaran untuk materi sajian berkenaan dengan satu kompetensi dasar dengan maksud guru dan siswa memperoleh gambaran menyeluruh dan kebulatan tentang pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk pencapaian penguasaan satu kompetensi dasar
e.       Analisis dan interpretasi
Analisis dan interpretasi hendaknya dilaksanakan segera setelah data atau informasi terkumpul. Analisis berwujud deskripsi hasil evalusi berkenaan dengan hasil belajar siswa, yaitu penguasaan kompetensi; sedang interpretasi merupakan penafsiran terhadap deskripsi hasil analisis hasil belajar siswa.
Analisis dan interpretasi didahului dengan langkah skoring sebagai tahapan penentuan capaian penguasaan kompetensi oleh setiap siswa. Pemberian skoring terhadap tugas atau pekerjaan siswa harus dilaksanakan segera setelah pelaksanaan pengumpulan data atau informasi serta dilaksanakan secara obyektif. Untuk menjamin keobyektifan skoring guru harus mengikuti pedoman skoring sesuai dengan jenis dan bentuk tes/instrumen evaluasi yang digunakan.
f.        Tindak lanjut
Tindak lanjut merupakan kegiatan menindak lanjuti hasil analisis dan interpretasi. Sebagai rangkaian pelaksanaan evaluasi hasil belajar tindak lanjut pada dasarnya berkenaan dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran yang telah dilaksanakan dan berkenaan dengan pelaksanaan evaluasi pemebelajaran itu sendiri.
Tindak lanjut pembelajaran yang akan dilaksanakan selanjutnya merupakan pelaksanaan keputusan tentang usaha perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan sebagai upaya peningkatan mutu pembelajaran. Tindak lanjut berkenaan dengan evaluasi pembelajaran menyangkut pelaksanaan evaluasi dengan instrumen evaluasi yang digunakan meliputi tujuan, proses dan instrumen evaluasi hasil belajar.
  1. Teknik-Teknik Evaluasi
Kita dapat melaksanakan evaluasi belajar ataupun program melalui berbagai teknik/pendekatan. Tentu saja setiap pendekatan memiliki kekuatan dan kelemahannya sendiri. Di bawah ini beberapa teknik evaluasi yang perlu kita singgung[10].
a.       Evaluasi melalui tugas-tugas (PR).
Tugas yang diberikan dengan baik dan jelas dapat membantu peserta didik untuk menampilkan kemampuan belajarnya termasuk spiritualitas, pengetahuan dan pengertian, keterampilan serta orisinalitasnya. Oleh karena itu, guru juga harus memberitahukan prosedur penilaian terhadap tugas yang diberikannya, antara lain:
1)      Segi kegunaan tugas harus jelas diketahui oleh peserta didik.
2)      Kesesuaian dengan beban studi.
3)      Prosedur penilaian dan kriterianya.
4)      Prosedur atau teknik kerja.
5)      Perundingan segi waktu pekerjaan (berapa lama).
6)      Kesiapan guru dalam memberikan bimbingan.[11]
b.      Evaluasi melalui bantuan rekan.
Sering rekan pengajar lainnya dapat memberitahukan dengan baik sisi-sisi kekuatan dan kelemahan kita sendiri dalam banyak segi, seperti kerohanian, watak dan sikap, minat, pengetahuan dan keterampilan. Guru dapat merencanakan "alat" bagi keperluan ini, dengan memperhatikan prinsip-prinsip yang dikemukakan di atas. Sepatutnyalah guru memandang peserta didiknya (khususnya remaja, pemuda dan orang dewasa) sebagai "rekan sekerja" yang dapat membantu dirinya sendiri dalam meningkatkan wawasan dan keterampilan keguruannya.
c.       Evaluasi berdasarkan ujian.
Alat yang sering dipakai dalam kesempatan semacam ini disebut tes. Ada dua jenis utamanya, yakni:[12]
1)      Tes objektif meliputi pilihan berganda, benar-salah, isian (menjodohkan). Sangat tepat untuk menilai segi-segi kognitif secara cepat dan menyeluruh. Tetapi jenis tes ini tidak dapat melihat segi kreativitas peserta didik dengan tepat.
2)      Tes esai tertutup disajikan dengan cara memberikan soal untuk dikaji atau dipikirkan berdasarkan bahan pengajaran yang diterima murid. Bentuk ujian semacam ini sangat baik dan mungkin tepat untuk menilai kemampuan belajar, kedalaman, dan ketajaman pengertian peserta didik. Namun, untuk menilainya diperlukan lebih banyak waktu.
3)      Tes esai terbuka. Yang sangat dipentingkan dalam hal ini adalah kemampuan memahami, aplikasif, analisis, sintesis serta evaluatif peserta didik, dengan menggunakan fakta tertulis (ide, angka-angka, dll).
d.      Evaluasi berdasarkan pengamatan.
Hal ini penting dalam rangka mengukur keterampilan dan sikap yang dituntut berkembang dalam diri peserta didik. Karena itu, guru harus menetapkan segi-segi kualitas yang akan diukur (items) termasuk aspek pengetahuan, penguasaan materi, pengertian, kemampuan menggunakan alat, keterampilan kerja, komunikasi, dll.[13]
e.       Evaluasi berdasarkan interview, termasuk ujian lisan komprehensif.
Guru dapat mengukur kemajuan peserta didik dengan cara mengajaknya berbincang-bincang mengenai pokok tertentu. Kemudian guru memberitahu kemajuan dan kelemahan peserta didik berdasarkan hasil wawancara itu. Harus disadari bahwa bentuk semacam ini sering pula mengundang debat emosional dan pembicaraan yang tak tentu arahnya.
BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Terdapat beberapa metode dalam pendidikan yang bisa digunakan para guru dalam menyalurkan ilmunya kepada para peserta didik, sehingga mereka bisa dengan mudah menangkap ilmu yang disalurkan oleh para guru tersebut. Dan dengan metode tersebut para guru bisa menyalurkan pelajarannya sehingga para murid tidak merasa bosan berada dalam kelas terus menurus. Dan diantara beberapa metode pembelajaran yang bisa digunakan oleh para guru diantaranya sebagai berikut:
  1. Metode Ceramah
  2. Metode Diskusi (Problem Solving)
  3. Metode Demontrasi
  4. Metode Inquiri
  5. Metode Tanya Jawab
  6. Metode Karya Wisata
  7. Metode Resitasi
Karena dalam pendidikan juga terdapat Evaluasi, yang mana evaluasi tersebut dimaksudkan untuk mengetahui keberhasilan metode pendidikan yang telah digunakan oleh para pendidik dalam menyalurkan ilmunya kepada peserta didik, dan juga untuk mengetahui apakah para peserta didik tersebut mampu memnerima pelajaran yang sudah diberikan gurunya tersebut apa tidak. Dengan metode evaluasi yang tepak maka para guru bisa mengetahui keberhasilannya dalam mendidik peserta didik mereka.
Dan untuk mengevaluasi peserta didik dengan benar maka diperlukan cara yang tepat sehingga eavaluasi yang dilakukannya tidak sia-sia dan data yang didaptkan bisa dibuat acuan untuk pedidikan yang akan datang. Dan untuk melakukan evaluasi yang tepat maka diperlukan cara-cara yang tepat pula dan menentukan tujuan eavuluasi tahapan ,dan teknik-tekniknya, sedangkan teknik-teknik evaluasi bisa dilakukan sebagai berikut:
  1. Evaluasi melalui tugas-tugas (PR).
  2. Evaluasi melalui tugas-tugas (PR).
  3. Evaluasi berdasarkan ujian.
  4. Evaluasi berdasarkan pengamatan.
  5. Evaluasi berdasarkan interview, termasuk ujian lisan komprehensif.
B.     Saran-Saran
Dari penulisan makalah ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyaknya kekurangan, oleh sebab itu kritik dan saran yang sifatnya membangun tetap penulis harapkan demi sempurnanya makalah ini, dan apabila dalam tulisan ini ada yang salah baik itu dari kalimat ataupun susunannya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.








DAFTAR PUSTAKA
Ø      http://blog.tp-unj.org/detil.php?id=14
Ø      Hasibuan, Moedjiono, 2002, Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Ø      Boobi De Portel , Mike Hernacki, 2007, Quantum Learning; Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, Jakarta: Kaifa,
Ø      Nasution, Andi Hakim, 2000, Ilmu untuk kehidupan dan Penghidupan, dalam menggagas paradigma baru pendidikan. Yogyakarta: Yayasan Kanisius




[2]. Ibid
[3] Ibid
[4] Ibid
[5] Hasibuan, Moedjiono, 2002, Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, hal. 122
                                                                                                                                                                          [6] Ibid,  Hal.123
[7] Ibid, hal. 124
[8] http://blog.tp-unj.org/detil.php?id=14
[9] Nasution, Andi Hakim, 2000, Ilmu untuk kehidupan dan Penghidupan, dalam menggagas paradigma baru pendidikan. Yogyakarta: Yayasan Kanisius, hal. 91

[10] Boobi De Portel , Mike Hernacki, 2007, Quantum Learning; Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, Jakarta: Penerbit Kaifa, hal. 65
[11] Lihat Hasibuan, Moedjiono,  hal. 66
[12] www.suarapembaruan.com        
[13] Ibid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar