Jumat, 02 April 2010

FILSAFAT AL KINDI

Dosen Pembimbing       : H. Fa’is. S.Fil
Nama                           :Ahmad Rosidi 
Semester                      : IV
Jurusan             :Tarbiyah (Pendidikan Agama Islam)

FILSAFAT METAFISIKA Al-KINDI

Persoalan Metafisika dibicarakan oleh Al-Kindi dalam beberapa risalahnya antar lain risyalah yang berjudul” Tentang Filsafat Yang Pertama” dan “Tentang keesaan tuhan dan berahirnya benda-benda alam”, Dalam hal ini meliputi hakekat Tuhan, wujud Tuhan dan sifst-sifat Tuhan.[1] Hakikat Tuhan adalah wujud yang hak (benar) yang bakan asal tidak ada kemudian menjadi ada.Oleh karenanya Tuhan adalah wujud yang sempurna yang tidak di dahului oleh wujud lain, tidak berahir wujud-Nya dan tidak ada wujud kecuali dengan -Nya
  • Bukti-bkti wujud Tuhan Untuk membuktikan wujud tuhan ia menggunakan tiga jalan, yaitu(1) baharunya alam;(2) keaneka-ragaman dalam wujud (katsrahfil mawjudat);dan (3) kerapian alam. Untuk jalan Pertama, Al-Kindi menyatakan apakah mungkin suatu menjadi sebab bagi dirinya, ataukah tidak mungkin.Di jawabnya bahwa hal itu tidak mungkin, Jelasnya ialah bahwa alam ini baru dan ada permulaan waktunya, karena alam ini terbatas. Dari segi filsafat, argumen Al- Kindi itu sejalan sejalan dengan argument Aristoteles tentang causa prima dan penggerak pertama, pengerak yang tidak bergerak.[2] Oleh karena itu maka mesti ada yang menyebabkan alam ini terjadi (ada yang menjadikan). Untuk jalan yang Kedua, Al-Kindi mengatakan bahwa dalam alam ini, baik alam indrawi maupun alam lain yang menyamainya, tidak mungkin ada keaneka-ragaman tanpa keseragaman, atau keseragaman tanpa keaneka-ragaman dan keseragaman bersama-sama, maka dalam hal ini bukan kebetulan melainkan sebab. Akan tetapi “sebab”tersebut harus ada di luar alam dan lebih mulia, lebih tinggi dan lebih dahulu adanya, karena sebab harus ada sebelum ma’lul-nya (efek, akibat). Dan untuk jalan yang ketiga, yaitu jalan kerapian alam dan pemeliharaan Tuhan terhadap-Nya, maka Al-Kindi mengatakan bahwa alam lahir tidak mungkin dapad  teratur kecuali karena adanya zat yang tidak nampak, Jalan ini terkenal dengan nama “illattujuan”(illat ghayah) yang ditentukan oleh Arisstoteles sebelumnya.
  • Sifat-sifat Tuhan ramai dibicarakan dalam masa Al-Kindi, dan didalam hal ini ia mengikuti pendirian golongan Mu’tazilah. Diantara sifat-sifat Tuhan ialah Keesaan suatu sifat yang paling khas bagi-Nya Tuhan itu satu zat-Nya dan satu dalam hitungan. maka sifat Tuhan adalah “Yang Maha Tau, Yang Maha Berkuasa, Yang Hidup” dan seterusnya . Al-kindi membuktikan keesaan tersebut dengan mengatakan bahwa “Ia bukan benda (huyula, maddah); bukan form (shurah); tidak mempunyai kuantitas; tidak mempunyai kualitas; tidak berhunbungan dengan yang lain (idlafah), misalnya sebagai ayah dan anak tidak bisa disifati dengan apa yang ada dalam pikiran; bukan genus, bukan diferentia(fasl); bukan propium (khassah), bukan accident (aradl); tidak bertubu,tidak bergerak,Karenanya,maka Tuhan adalah keesaan belaka tidak ada lain kecuali keesaan itu semata. Karenanya pula tuhan bersifa azali, yaitu Zat yang tidak rusak (musnah) sama sekali Tidak bisa dikatakan pernah Tidak ada, atau pada permulanya ada, melainkan zat yang ada dan wujud-Nya tidak tergatung pada lain-Nya atau terganung pada “Sebab”.[3]

  • Kesimpulan
 bahwa Tuhan adalah sebab pertama (First cause), dimana wujudnya bukan karena sebab yang lain. ia adalah za yang menciptakan, tetapi bukan diciptakan; menciptakan segala sesuatu dari tiada. Ia adalah Zat yang menyempurnakan, tetapi bukan disempurnakan


[1] Nasution, falsafah dan misticisme, hal 12-13

[2] Drs.H.A. Mustofa, Filsafat Islam,hal 109
[3] Muhammad Athif Al-Iraqi, tajdid fi al-madzhab al falsafiyah wa al kalamiyah. Kairo:Dar Al-Ma’rifah,   1979, hal 90-91.))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar