Jumat, 02 April 2010

KEMU'JIZATAN AL QURAN

BAB II
PEMBAHASAN

A. Kemuk Jizatan Bahasa
Para ahli bahasa Arab telah menekuni ilmu bahasa ini dengan segala variasinya sejak bahasa itu tumbuh sampai remaja dan mekar dan menjadi raksasa perkasa yang tegar dalam masa kemudaannya. Merka mengubah puisi dan prosa, kata-kata bijak masal yang tunduk pada aturan bayan dan diekspresikan dalam uslub-uslubnya yang memukau, dalam gaya hakiki dan majaz i(metafora), itnabdan ijaz, serta tutur dan ucapan. Meskipun itu telah meningkat dan tinggi tetapi di hadapan al-quran dengan kemukjizatan bahasanya, ia menjadi pecahan-pecahan kecil yang tunduk hormat dan takut terhadap uslub quran. Sejarah bahasa arab tidak [ernah kenal suatumasalah di mana bahasa berkembang sedemikian pasatnya melainkan tokoh-tokoh dan guru-gurunya bertekuk lutut dihadapan bayan  qur’ani sebagai manifestasi pengakuan dan ketinggiannya dan mengenali misteri-misterinya. Hal itu tidaklah mengheran kan, sebab itulah sunnah allah dalam ayat-ayat yang dibuat dengan kedua tangan N- ya.
         Sejarah menyaksikan,ahli-ahli bahasa telah turun kedalam medan festifal bahasa dan mereka memperoleh kemenangan. Tetapi tidak seorang pun di antara mereka yang brani mem proklamirkan dirinya menentang al-quran melainkan hanya ia mendapat kehinaan dan mendapat bahkan sejarah mencatat, kelemahan bahasa ini terjadi justru pada masa kejayaan dan kemajuan ketika al-quran di turunkan.saay itu bahasa arab telah mencapai puncaknya  dan memiliki unsur-unsur kesempurnaan dan kehalusan di lembaga lembagadan pasar bahasa Dan quran berdiri tegak di hadapan para ahli bahasa dengan dan sikap menentang dengan bantuktantangan.Volume tantangan Ini kemudaian secara berangsur-angsur  diturunkan menjadi lebih ringan, dari sesepuluh surah menjabi  satu surah,dan bahkan menjadi satu pembicaraan yang serupa dengannya. Namun demikian, rak seorangpun dari mereka sanggup menandingi dan mengimbangnya, padahal mereka adalah orang-orang sombong, tinggi hati dan pantang di kalahkan.
Kurun waktu terus silih berganti melewati ahli-ahli bahasa arab, tetapi kemnukjizatan alquan tetap tegar bagai gunung yang menjulang tinggi, tidak seorang dapat mendakwakan bahwa menandingi alquran itu perlu meskipun hak demikian itu seeuaut yang mungkin. Sebab, sejarah mencatat bahwa telah mempenuhi faktor-faktor  kuat  yang mendorong mereka untuk ,emamdingi alquran yaitu. Di saat mereka bersikap ingkar, menolak rosalah dan pembawanya juga di saat alquran mengobarkan fanatisme mereka, menganggap dungu pikirannya serta menentang mereka secaea terbuka yang dapat membanhkitkan dendam para pengecut, licik, padahal merejka orang-orang yang sombong dan tinggi hati.
Qur’an, dimana orang arab tidak mampu menandinginay itu sebenarnya tidak keluar dari aturan kalam mereka, baik lafadz dan huruf-hurufnya maupun susuna dan uslubnya. Akan tetapi alquran jalinan hurufnya serasi, ungkapannya indah uslubnya manis, ayat-ayatnat teratur serta memperhatikan situasi dan kondisi dalam berbagai macam bacaannya, baik dalam jumlah ismiyah dan fi’liyah-nya  dalam nafi dan ishbat-nya dalam zikr dan hazf- nya, dalam tankir dan ta’rif-nya dalam ta’dim dan ta’khir-nya. dalam itnab dan ijaz-nya dalam umum dan khususnya, dalam mutlaq dan muqayyad-nya dalam, nash dan fahwa-nya maupun dalam hal lainnya.
Setiap manusia memusatkan perhatiannya pada al-qur’an, ia tentu akan menda-patkan rahasia-rahasia kamu’jizatan apek bahasanya tersebut. Ia dapatkan kemu’jizatan dalam itu dalam keteraturan bunyinya yang indah malalui lnada  huruf-hurufnya katika ia mendengar harakat dan sukunnya, mad dan ghunnahnya dan fasilah dan maqta’nya sehingga telinga tifdak merasa bosan, bahlan ingin senan tiasa terus mendengarnya.
Kemu’jizatan dapat pula dalam macam-macam kitab dimana bernbagai golongan manusia yang berada   tingkat intelektualitas dapat memahami kitab itu sesuai dengan tingkatan akalnya, sehingga masing-masing dari mereka memandangnya cocok dengan tingkatan akalnya dan sesuai dengan keperluannya, baik mereka orang awam maupun kalangan ahli.
Artinya:   dan sesungguhnya kami telah memudahkan qur’an untuk pelajaran. Maka adakah orang yang mengambil pelajaran.? (Al-Qomar [54]:17 ).
Demikianlah. Setiap perhatian di fokoskan maka akan tegaklah di hadapan-nya hujah-hujjah qur’an dalam sikap menantang dan memperlihatkan kemu’jizatan.[1] Qadi Abu Bakar al-Baqalani[2]  berkata: keindahan susunan qur’an mengandung beberapa aspek kemu’jizatan. Di antaranya ada yang kembali kepada kalimat, yaitu bahwa susunan qur’an, dengan berbagai wajah dan madzhabnya berada dengan system dan tata urutan yang telah umum dan di kenal luas dalam perkataan mereka.
Betapa menabjukkan rangkaian Qu’ran dan betapa indah susunannya. Tak ada kontradiksi dan perbedaan di dalamnya, padahal ia membeberkan banyak segi yang di cakupnya, seperti kisah dan nasehat argumentasi,hikmah dan hukum, tuntutan dan peringatan janji dan ancaman, kabar gembira dan berita duka,serta akhlak mulia, pekerti tinggi, prilaku baik dan lain sebagainya. Sementara itu kita dapatkan kalam pujangga pentolan, penyair ulung dan orator agitator akan berbeda-beda dan berlainan sesuai dengan perbedaan hal-hal tersebut. Diantara penyair ada yang hanya pandaai memuji tapi tidak pandai mencaci. Ada yang unggul dalam kelalaian tetapi tidak pandai dalam peringatan.
Setelah merenungkn sistem jalinan dan susunan al-Qur’an, kita akan mendapatkan bahwa semua aspek dan segi yang ditangani dan dikandungnya , sebagaimana telah kita sebutkan, berada dalam satu batas keindahan sistem dan keelokan susunan dan pemerian, tanpa perbedaan dan penurunan dari tingkat yang tinggi dan dengan demikian kita yakin, Qur’an adalah di luar kemampuan manusia[3]
.
B. Kemu’jizatan Ilmiah

Banyak orang terjebak dalam kesalahan ketika mereka menginginkan agr Qur’an mengandung segala teori ilmiah. Setiap lahir teori baru merek mencarikan untuknya kemungkinannya dalam ayat, lau ayat ini mereka takwilkan sesuai dengan teori ilmiah tersebut.
Sumber kesalahan tersebut ialah bahwa teori-teori ilmu pengetahuan itu selalu baru dan tiimbul sejalan dengan hukum kemajuan. Dengan demikian, ilmu pengetahuan selalu berada dalam kekurangan abadi, terkadang diliputi kekaburan dan di saat lain diliputi kesalahan. Ia akan senantiasa demikian sampai ia mendekati kebenaran dan mencapai tingkat keyakinan.




3.  Kandungan
Di dalam al-quran terdapat beberapa kandungan-kandungan yang mencakup berbagai hal yang diantaranya sebagai berikut;
1. Agidah
Aqidah adalah ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang pasti wajib dimiliki oleh setiap orang di dunia. Alquran mengajarkan akidah tauhid kepada kita yaitu menanamkan keyakinan terhadap Allah SWT yang satu yang tidak pernah tidur dan tidak beranak-pinak. Percaya kepada Allah SWT adalah salah satu butir rukun iman yang pertama. Orang yang tidak percaya terhadap rukun iman disebut sebagai orang-orang kafir.
2. Ibadah.
Ibadah adalah taat, tunduk, ikut atau nurut dari segi bahasa. Dari pengertian "fuqaha" ibadah adalah segala bentuk ketaatan yang dijalankan atau dkerjakan untuk mendapatkan ridho dari Allah SWT. Bentuk ibadah dasar dalam ajaran agama islam yakni seperti yang tercantum dalam lima butir rukum islam. Mengucapkan dua kalimah syahadat, sholat lima waktu, membayar zakat, puasa di bulan suci ramadhan dan beribadah pergi haji bagi yang telah mampu menjalankannya.
3. Akhlak
Akhlak adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia, baik akhlak yang terpuji atau akhlakul karimah maupun yang tercela atau akhlakul madzmumah. Allah SWT mengutus Nabi Muhammd SAW tidak lain dan tidak bukan adalah untuk memperbaiki akhlaq. Setiap manusia harus mengikuti apa yang diperintahkanNya dan menjauhi laranganNya.
4. Hukum-Hukum
Hukum yang ada di Al-quran adalah memberi suruhan atau perintah kepada orang yang beriman untuk mengadili dan memberikan penjatuhan hukuman hukum pada sesama manusia yang terbukti bersalah. Hukum dalam islam berdasarkan Alqur'an ada beberapa jenis atau macam seperti jinayat, mu'amalat, munakahat, faraidh dan jihad.
5. Peringatan.
Tadzkir atau peringatan adalah sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia akan ancaman Allah SWT berupa siksa neraka atau waa'id. Tadzkir juga bisa berupa kabar gembira bagi orang-orang yang beriman kepadaNya dengan balasan berupa nikmat surga jannah atau waa'ad. Di samping itu ada pula gambaran yang menyenangkan di dalam alquran atau disebut juga targhib dan kebalikannya gambarang yang menakutkan dengan istilah lainnya tarhib.
6. Sejarah
Sejarah atau kisah adalah cerita mengenai orang-orang yang terdahulu baik yang mendapatkan kejayaan akibat taat kepada Allah SWT serta ada juga yang mengalami kebinasaan akibat tidak taat atau ingkar terhadap Allah SWT. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari sebaiknya kita mengambil pelajaran yang baik-baik dari sejarah masa lalu atau dengan istilah lain ikibar.
7. Dorongan Untuk Berpikir
 Di dalam al-qur'an banyak ayat-ayat yang mengulas suatu bahasan yang emerlukan pemikiran menusia untuk mendapatkan manfaat dan juga membuktikan kebenmarannya, terutama mengenai alam semesta.
D KANDUNGAN AL-QUR’AN
Al-Quran adalah kitab suci agama islam untuk seluruh umat muslim di seluruh dunia dari awal diturunkan hingga waktu penghabisan spesies manusia di dunia baik di bumi maupun di luar angkasa akibat kiamat besar.
Di dalam surat-surat dan ayat-ayat alquran terkandung kandungan yang secara garis besar dapat kita bagi menjadi beberapa hal pokok atau hal utama beserta pengertian atau arti definisi dari masing-masing kandungan inti sarinya, yaitu sebagaimana berikut ini :
1. Aqidah
Aqidah adalah ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang pasti wajib dimiliki oleh setiap orang di dunia. Alquran mengajarkan akidah tauhid kepada kita yaitu menanamkan keyakinan terhadap Allah SWT yang satu yang tidak pernah tidur dan tidak beranak-pinak. Percaya kepada Allah SWT adalah salah satu butir rukun iman yang pertama. Orang yang tidak percaya terhadap rukun iman disebut sebagai orang-orang kafir.
2.Ibadah
Ibadah adalah taat, tunduk, ikut atau nurut dari segi bahasa. Dari pengertian "fuqaha" ibadah adalah segala bentuk ketaatan yang dijalankan atau dkerjakan untuk mendapatkan ridho dari Allah SWT. Bentuk ibadah dasar dalam ajaran agama islam yakni seperti yang tercantum dalam lima butir rukum islam. Mengucapkan dua kalimah syahadat, sholat lima waktu, membayar zakat, puasa di bulan suci ramadhan dan beribadah pergi haji bagi yang telah mampu menjalankannya.
3.Akhlaq/Akhlak
akhlak adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia, baik akhlak yang terpuji atau akhlakul karimah maupun yang tercela atau akhlakul madzmumah. Allah SWT mengutus Nabi Muhammd SAW tidak lain dan tidak bukan adalah untuk memperbaiki akhlaq. Setiap manusia harus mengikuti apa yang diperintahkanNya dan menjauhi laranganNya.
4.Hukum-Hukum
hukum yang ada di Al-quran adalah memberi suruhan atau perintah kepada orang yang beriman untuk mengadili dan memberikan penjatuhan hukuman hukum pada sesama manusia yang terbukti bersalah. Hukum dalam islam berdasarkan Alqur'an ada beberapa jenis atau macam seperti jinayat, mu'amalat, munakahat, faraidh dan jihad.
5.  Peringatan


Tadzkir atau peringatan adalah sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia akan ancaman Allah SWT berupa siksa neraka atau waa'id. Tadzkir juga bisa berupa kabar gembira bagi orang-orang yang beriman kepadaNya dengan balasan berupa nikmat surga jannah atau waa'ad. Di samping itu ada pula gambaran yang menyenangkan di dalam alquran atau disebut juga targhib dan kebalikannya gambarang yang menakutkan dengan istilah lainnya tarhib.

5.  Pembenaran Al-Qur’an
Ada beberapa ayat yang menyatakan mengenai pembenaran mu’jisat Al Quran yaitu sebagai berikut;
1.      dalam surat al Hijr ayat 9
”sesungguhnya kamilah yang telah menurukan (az-zikr) Al Qur an dan sesunguhnya kamilah yang akan menjaganya’’ (ayat ;9)
2.      dalam surat asy-syu’aro’ ayat 192
’’dan alquran ini tanzil (diturunkan) dari tuhan semesta alam’’
3.      dalam surat yunus 37
 ’’tidak mungkin al quran ini dibuat-buat oleh selain allah; akan tetapi guran itu membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya; tidak da keraguan di dalamnya,di turunkan dari tuhan semesta ini’’
4.      dalam surat an- najm ayat 4
  ’’apa yang dikatakan itu tidak lain adalah wahyu yang diwahyukan kepadanya’’
Dari sekian ayat yang jalaskan di atas itu sudah menunjukkan bahwa mu’jisat al quran itu memang benar-benar dari Allah bukan dari nabi Muhammad saw. Karena pada saat itu orang-orang kafir qurais mengatakan bahwa al quran itu di buat oleh nabi muhammad sendiri, padahal nabi sendiri pada saat itu ummi (tidak bisa baca tulis).



[1] Lihat dengan mendalam pembahasan “ Kemu’jizatan dari segi bahasa” dalam An-Naba’ul ‘Azim.
[2] Ia adalah Qadi Abu Bakar Muhammad ibn tayyib al-Baqalani, penulis kitab I’jazul Qur’an dan at-taqrib wal irsyad tentang Ushul Fiqh. Wafat pada 403 H.
[3] Dikutip dari I’jazul Qur’an dengan perubahan redaksi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar