Jumat, 02 April 2010

MURJI'AH

1.  Sejarah Munculnya Murji’ah
Munculnya kelompok-kelompok ini dan para penghusungnya, oleh kelompok lain di anggap sebagai petaka bagi kehidupan beragama umat manusia. Keberadaannya di tengah-tengah umat,dikatakan ibarat duri dalam daging yang semakin lama semakin merusak dan membahayakan. Syubhat-syubhat yang digulirkan pun, kian hari kian mendangkalkan tonggak-tonggak keimanan yang telah terhunjam dalam sanubari mereka. Tak pelak, kelompok ini pun di tuding sebagai pemecah belah umat. Menurut kelompok yang tidak sepaham kelompok ini di katakana sebagai berikut:” dengan kemunculannya terburailah ikatan persatuan umat yang telah dirajut sebaik-baiknya oleh baginda Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Murji`ah (مُرْجِئَة) digolongkan Kelompok SesatMereka berpendapat : di antara kelompok sesat yang telah menyimpang dari jalan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya adalah kelompok Murji`ah. Ia merupakan kelompok sempalan yang berorientasi pada pendangkalan keimanan. Syubhat-syubhatnya amat berbahaya bagi tonggak-tonggak keimanan yang telah terhunjam dalam sanubari umat. Dasar pijakannya adalah akal dan pengetahuan bahasa Arab yang dipahami sesuai dengan hawa nafsu mereka, layaknya kelompok-kelompok bid’ah lainnya. Mereka berpaling dari keterangan-keterangan yang ada dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah, serta perkataan para sahabat dan tabi’in. 1
Mengapa Disebut Murji`ah? Murji`ah, nisbat kepada irja` (إِرْجَاء) yang artinya mengakhirkan. Kelompok ini disebut dengan Murji`ah, dikarenakan dua hal:

1. Karena mereka mengakhirkan (tidak memasukkan,.) amalan ke dalam definisi keimana[1]
2. Karena keyakinan mereka bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala mengakhirkan (membebaskan,) adzab atas (pelaku,.) kemaksiatan.

Siapakah Pelopor Utamanya? Di antara sekian nama yang diidentifikasi sebagai pelopor utamanya adalah:
1.      Ghailan Ad-Dimasyqi, seorang gembong kelompok sesat Qadariyyah yang dibunuh pada tahun 105 H. (Lihat Al-Milal Wan Nihal, karya Asy-Syahrastani hal. 139)2. Salim Al-Afthas. (Lihat Kitabul Iman, karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah hal. 179). Awalnya kelompok ini bergerak secara samar Kemudian mereka berani tampil secara lebih demonstratif di negeri Kufah (wilayah Irak,) Sehingga jadilah mereka sebagai rival (tandingan) bagi kelompok Khawarij dan Mu’tazilah, dengan pahamnya bahwa amalan ibadah bukanlah bagian dari keimanan.” (Lihat Majmu’ Fatawa 13/38)
2.  Sekte-sekte Murji`ah
Murji`ah sendiri terpecah menjadi beberapa sekte, masing-masing memiliki bentuk kesesatan tersendiri. Di antara mereka, ada yang murni Murji`ah dan ada pula yang tidak. Adapun yang murni Murji`ah antara lain; Mu’adz At-Tumani), dan Shalihiyyah (pengikut Shalih bin Umar Ash-Shalihi). Sedangkan yang tidak murni Murji`ah, antara lain; Murji`ah Fuqaha (Murji`ah dari kalangan -sebagian- ahli fiqih Kufah, pengikut Hammad bin Abu Sulaiman), Murji`ah Qadariyyah (Murji`ah dari kalangan kelompok anti taqdir, Murji`ah Khawarij (Mereka adalah sempalan kelompok Khawarij yang tampil beda dengan induk semangnya, yaitu dengan tidak memberikan sikap sedikitpun alias ber-tawaqquf terhadap pelaku dosa besar), (Untuk lebih rincinya, lihat Majmu’ Fatawa 7/543-550,
Paham Kelompok Murji`ah Secara garis besar, Pemahaman Murji`ah dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kelompok ini semua sepakat bahwa amalan ibadah bukanlah bagian dari keimanan.
Kemudian mereka berbeda pendapat tentang hakikat keimanan, dengan tiga versi:
- Iman: keyakinan dalam hati dan perkataan dengan lisan (versi Murji`ah Fuqaha).
- Iman: pengetahuan/ pembenaran dalam hati saja (versi Jahm bin Shafwan dan mayoritas Murji`ah).
- Iman: perkataan dengan lisan saja (versi Muhammad bin Karram).
2. Bahwa iman tidak dapat bertambah dan tidak pula berkurang, akan tetapi ia merupakan satu kesatuan yang utuh. Sehingga suatu dosa besar (kemaksiatan) tidaklah dapat mengurangi/merusak keimanan sedikit pun, sebagaimana pula suatu ketaatan tak akan bermanfaat bersama kekafiran. Atas dasar itu, pelaku dosa besar tidak bisa dihukumi sebagai orang fasiq, bahkan tergolong orang yang sempurna imannya dan tak akan mendapatkan adzab apapun dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.





[1] Http//www. Blogger. Com/post- create. g?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar